KARYA ILMIAH REMAJA
MEMBANDINGKAN HASIL PENYIRAMAN BIJI KACANG HIJAU DENGAN LIMBAH
DETERGEN DAN LIMBAH AIR CUCIAN BERAS
Disusun oleh :
Ananti Luthfina 05
XI IPA 1
Diana Seviastuti 12 XI IPA 1
Entin Dwi N. 13 XI
IPA 1
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KEBUMEN
Jalan Pemuda
No. 190 Telp.0287-381238 Fax.0287-382858
e_mail : man.kebumen2@gmail.com
Kebumen -54321
BAB I
A. Latar Belakang
Limbah adalah salah
satu produk hasil olahan manusia yang umumnya tidak dimanfaatkan lagi,
kebanyakan orang menganggap limbah itu merusak lingkungan dan dapat mengganggu
kehidupan manusia. Namun sekarang dengan seiring berjalannya waktu, ilmu dan
teknologi semakin berkembang, sehingga dengan menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan,
manusia dapat mendaur ulang limbah yang ada dengan mudah.
Dalam karya ilmiah ini,
penulis memilih tema lingkungan dengan perbandingan sampel antara detergen dan
air cucian beras dengan alasan : limbah tidak baik bagi lingkungan kita ini,
namun limbah itu tidak selalu membahayakan manusia dan lingkungan. Dengan
membandingkan kedua sampel tersebut, kita akan mengetahui bukti yang dijelaskan
oleh alam tentang bahayanya bahan kimia dalam produk-produk rumah tangga yang
menghasilkan limbah.
B. Rumusan Masalah
Setiap penelitian
memiliki alasan yang sama, yaitu membuktikan teori yang ada, dan dalam masalah
ini, penulis akan menjabarkan masalah di antaranya :
1. Apakah yang dimaksud limbah?
2. Apakah yang dimaksud limbah detergen?
3. Apakah yang dimaksud limbah air cucian beras?
4. Apa kandungan yang terdapat pada limbah detergent?
5. Apa kandungan dalam air cucian beras?
6. Bagaimana pengaruh limbah tersebut terhadap perkecambahan biji kacang
hijau?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan karya
ilmiah ini, penulis ingin meneliti beberapa variabel,diantaranya :
1. Mengetahui pengaruh dari produk kimia yang terkandung dalam detergen
terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
2. Mengetahui pengaruh limbah air cucian beras terhadap pertumbuhan biji
kacang hijau.
3. Membandingkan hasil dari eksperimen yang telah dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan
penelitian tersebut akan diambil manfaatnya antara lain:
1. Mampu membuktikan bahwa
tidak semua limbah itu berbahaya bagi lingkungan.
2. Dapat menerapkan ilmu
pengetahuan terhadap kehidupan sehari-hari.
3. Menambah wawasan
tentang kehidupan lingkungan sekitar bagi para pembaca.
4. Memberikan wawasan bagi
para pembaca tentang pemanfaatan limbah.
5. Melatih penulis untuk
meneliti suatu objek di lingkungan sekitar.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pertumbuhan Dan Perkecambahan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau
volume serta jumlah sel secara irreversible atau tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Pertumbuhan merupakan peristiwa perubahan biologis yang bersifat
kuantitatif.
Pada proses pertumbuhan
selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan
protoplasma. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan
aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan
molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
2.
Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada
sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air
kedalam vakuola.
3.
Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran
tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi.
Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.
A. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan :
1. Faktor eksternal/lingkungan (ekstraseluler)
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
a.
Air
b.
Mineral
c.
Kelembaban
d.
Suhu
e.
Cahaya
Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta sebagai media reaksi kimia dalam sel,
menunjang fotosintesis dan menjaga kelembaban. Bila tanaman kekurangan air,
akan mengakibatkan tanaman menjadi kering dan kekurangan nutrisi.
Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan
terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan mati. Beberapa proses dalam
pertumbuhan tanaman yang dikendalikan oleh air antara lain :
1) Perkecambahan
2) Perpanjangan batang
3) Perluasan daun
4) Sintesis klorofil
5) Gerakan batang
6) Gerakan daun
7) Pembukaan bunga
8) Dorminasi tunas
Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu di lingkungan tanaman tersebut
juga harus ditentukan. Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30⁰C. Fungsi dari suhu sendiri adalah untuk aktivitas enzim serta kandungan
air dalam tubuh tumbuhan. Suhu yang terlalu ekstrim yaitu terlalu tinggi atau
terlalu rendah akan menyebabkan pertumbuhan terhambat atau terhenti karena
enzim tidak dapat bekerja.
Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan pernah kehabisan oksigen
bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi
sel-sel akar yang akan berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila oksigen
yang tersedia hanya sedikit, maka pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat
karena akan sulit dalam penyerapan unsur hara dalam tanah.
Intensitas cahaya adalah banyak sedikitnya
penyinaran yang diterima oleh tumbuhan. Tanaman yang
diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri : berdaun hijau
tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit, ukurannya
besar, dan perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang
ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan
mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak
namun berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat.
Hal ini karena cahaya bersifat menghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan
auksin menjadi zat yang menghambat pemanjangan sel.
2.
Faktor internal (intraseluler)
Hormon dan gen adalah faktor yang akan berpengaruh dalam mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormon
yang dapat mengontrol proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut,
yaitu:
a. Hormon auksin : merangsang
pertumbuhan bunga dan perpanjangan batang.
b. Hormon giberelin : merangsang
pertumbuhan batang secara sekunder/membesar.
c. Hormon sitokinin : memperpanjang
akar.
d. Hormon afserat : menghambat
perpanjangan sel.
3. Faktor intraseluler (gen)
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di daerah meristematik (titik tumbuh) yaitu
ujung akar dan batang. Daerah pertumbuhan ada 3 yaitu zona meristematik,
pemanjangan, dan diferensiasi.
Pertumbuhan dibedakan menjadi 2, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder. Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan memanjang akibat kegiatan
meristem apikal di ujung akar dan ujung batang. Sedangkan pertumbuhan sekunder
merupakan pertumbuhan membesar akibat kegiatan kambium dan hanya terjadi pada
tumbuhan Dikotil dan Gymnospermae.
Pengertian
perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga dipakai
untuk bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji yang
berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya akar atau daun yang menonjol
keluar dari biji. Sebenarnya proses perkecambahan telah mulai dan berlangsung
sebelum peristiwa ini muncul.
B. Limbah
Limbah adalah sisa dari
bahan yang telah dikonsumsi oleh manusia. Limbah dibagi menjadi dua, antara
lain :
1. Limbah organik, yaitu
berasal dari makhluk hidup dan dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Contohnya
daun, kayu, bangkai, kotoran hewan, air cucian beras dll.
2. Limbah anorganik, yaitu
limbah yang berasal dari senyawa kimia dan tidak mudah bahkan tidak dapat
diuraikan oleh makhluk hidup atau bakteri pengurai. Contonya limbah pabrik,
beberapa jenis detergent, air sabun, dll.
C. Detergent
Detergent adalah salah satu produk industri yang diproduksi untuk kebutuhan
rumah tangga. Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah
detergent rumah tangga adalah terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan
ganggang dan enceng gondok). Limbah detergent yang dibuang ke kolam ataupun
rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng gondok sehingga dasar
air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang secara
drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat
sangat pesat.
Selain merusak
lingkungan alam, efek buruk detergent yang dirasakan tentu tak lepas dari para
konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan
kesehatan manusia. Seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering,
panas, melepuh, retak-retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan
kadang menjadi alergi.
Dalam jangka panjang,
air minum yang telah terkontaminasi limbah detergent berpotensi sebagai salah
satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses penguraian detergent akan
menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk
senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat
mungkin terjadi. Saat ini instalasi pengolahan air milik PAM dan instalasi
pengolahan air limbah industri belum mempunyai teknologi yang mampu mengolah
limbah detergent secara sempurna.
Didalam detergent
terkandung berbagai bahan kimia yang direaksikan agar menghasilkan produk yang
dapat membantu membersihkan dan dibuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Pada umumnya detergent memiliki komposisi bahan sebagai berikut:
1. Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofolik (suka air) dan hidrofobik (suka
lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan air sehingga dapat
melepas kotoran pada permukaan bahan. Secara garis besar terdapat empat
kategori surfaktan yaitu:
a. Anionik : Alky Benzena Sulfonate (ABS), Linier Alkyl
Benzena Sulfonate (LAS), Alpha Olein Sulfonate (AOS)
b. Kationik : Garam Ammoniun
c. Non Ionik : Nonyl Phenol Polyethoxyle
d. Amphoterik : Acyl Ethylenediamines
2. Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci surfaktan
dengan cara menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air. Beberapa jenis
builder, diantaranya :
a. Fosfat :
Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Asetat : Nitril Tri Acetate
(NTA), Ethylene Diamine Tetra Acetate
c. Silikat : Zeolit
d. Sitrat : Asam
Sitrat
3. Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan detergent yang tidak mampu
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas.
4. Aditif
Aditif adalah bahan suplemen/tambahan untuk membuat produk lebih menarik,
misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst. Zat aditif ini juga tidak
berhubungan langsung dengan daya cuci detergent. Zat aditif ditambahkan untuk maksud komersialisasi produk.
Contoh : enzim, boraks, sodium klorida, carboxy methyl
cellulose (CMC).
D. Air Cucian Beras
Kandungan nutrisi air cucian beras.
No.
|
Nama Kandungan
|
Persentase
|
1.
|
Vitamin B
|
80%
|
2.
|
Vitamin B3
|
70%
|
3.
|
Vitamin B6
|
90%
|
4.
|
Mangan (Mn)
|
50%
|
5.
|
Fosfor (P)
|
50%
|
6.
|
Zat Besi (Fe)
|
60%
|
7.
|
Serat
|
100%
|
Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat
pada kulit ari. Saat mencuci beras biasanya air cucian pertama akan berwarna keruh.
Warna keruh bekas cucian itu menunjukkan bahwa lapisan terluar dari beras ikut
terkikis. Meskipun dalam beras banyak nutrisi yang telah hilang, namun pada
bagian kulit ari masih terdapat sisa-sisa nutrisi yang sangat bermanfaat
tersebut. Misalnya fosfor (P) yang merupakan slah satu unsur utama yang
dibutuhkan tanaman dan selalu ada dalam pupuk majemuk tanaman seperti NPK.
Fosfor berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran
yang baik dari benih dan tanaman muda. Nutrisi lainnya adalah zat besi yang
penting bagi pembentukan zat hijau daun (klorofil) dan berperan penting dalam
pembentukan karbohidrat, lemak dan protein. Selain itu kulit ari juga
mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang tinggi.
Beras mengandung karbohidrat yang tinggi. Sangat
mungkin karbohidrat ini terdegradasi saat mencuci. Hipotesa awal, saat
disiramkan ke tanaman, karbohidrat akan terpecah menjadi unsur yang lebih
sederhana dan memberikan nutrisi bagi mikroba yang menguntungkan bagi tanaman.
Meskipun belum diketahui mikroba apa yang diuntungkan dengan kandungan
karbohidrat air cucian beras ini.
Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang berlimpah, dapat
berfungsi sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman yang ramah lingkungan
serta banyak dijumpai di lingkungan sekitar. Kandungan nutrisi yang ada pada
air cucian beras di antaranya adalah karbohidrat berupa pati (85% - 90%),
protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin yang tinggi.
Selain itu, formulasi air cucian beras merupakan
media alternatif pembawa P.fluorescens yang mampu mengklon dan beradaptasi dengan baik pada akar tanaman
serta mampu untuk mensintesis metabolit yang mampu menghambat pertumbuhan dan
aktivitas pathogen atau memicu ketahanan sistemik dari tanaman terhadap
penyakit tanaman.
E. Kacang Hijau
Kacang hijau adalah
sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein
nabati tinggi. Kacang hijau di indonesia menempati urutan ketiga terpenting
sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Pada percobaan ini,
penulis mengguanakan biji kacang hijau yang dapat diperoleh di seluruh wilayah indonesia. Selain harganya
terjangkau pemilihan bahan sampel ini sudah sering digunakan dalam berbagai
percobaan lain.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (Suku Polong-Polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus Radiatus L.
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (Suku Polong-Polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus Radiatus L.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Dalam pembuatan karya tulis ini digunakan 2
metodologi, pertama yaitu mencari bahan materi percobaan yang terdapat dibuku
referensi. Dan metodologi yang kedua adalah dengan percobaan secara langsung
dengan beberapa sampel yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini digunakan
percobaan dengan menggunakan biji kacang hijau dan membandingkan hasil antara
limbah air detergent dan air cucian beras.
Waktu percobaan
Tanggal : Minggu, 9 November 2014
Waktu : Minggu, 9 November
2014 - Selasa 11 November 2014
Lama percobaan : 48 jam
Tempat : Kampus MAN 2 Kebumen
Alat dan bahan
1. Kacang hijau (20 biji)
2. Air detergent
3. Air cucian beras
4. Wadah/gelas kecil
5. Kapas
B. Cara Kerja
1. Bersihkan semua
peralatan yang dibutuhkan.
2. Masukan kapas pada
wadah gelas yang diberi tanda 1,
3. siramkan air detergent
hingga kapas basah, tetapi jangan sampai air tergenang.
4. Lalu masukan kapas pada
wadah gelas yang diberi tanda nomor 2
5. Lalu siramkan air
cucian beras hingga basah seperti pada wadah gelas pertama.
6. Letakan biji kacang
hijau di atas wadah gelas masing-masing 10 biji per wadah.
7. Masukan wadah gelas
kedalam ruangan tertutup yang terhindar dari cahaya matahari.
8. Menunggu hasil
perkecambahan dari dua sampel tersebut selama 48 jam.
9. Dari pengamatan
tersebut dapat diambil kesimpulannya.
1.
Dari pengamatan tersebut dapat diambil
kesimpulannya.
C. Pengambilan Data
Pengambilan
data dilakukukan sesusai percobaan yang dilakukan, sehingga data yang
dihasilkan merupakan data asli dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan percobaan adalah 48 jam, dan sampel di letakan di
tempat yang tidak terkena sinar matahari atau di dalam lemari yang rapat.
No.
|
Sampel
|
Panjang akhir
|
Warna akhir
|
1
|
Air detergent
|
0 cm
|
Kuning kecoklatan
|
2
|
Air cucian beras
|
1,5 cm
|
Hijau muda
|
Sebelum
diletakan di dalam tempat gelap/lemari.
Setelah 48 jam.
|
|
D. Pembahasan Hasil Percobaan
Pada awal penelitian, penulis memiliki tujuan untuk membandingkan hasil
dari penyiraman limbah air detergent dan air cucian beras terhadap pertumbuhan
perkecambahan biji kacang hijau.
Dalam wadah gelas 1, tidak ditemui perkecambahan pada biji kacang
hijau. Hal ini disebabkan karena dalam detergent terkandung beberapa macam zat kimia
yang menghambat perkecambahan, sehingga pertumbuhan perkecambahan berjalan
lambat, atau malah tidak dapat berkecambah sama sekali. Namun, ada beberapa
jenis detergent yang dapat terurai dengan mudah dan lebih ramah lingkungan,
sehingga masyarakat lebih dianjurkan menggunakan detergent yang dapat terurai
dengan mudah.
Dalam wadah
gelas 2, kacang hijau berkecambah sepanjang 1,5 cm dalam waktu 48 jam. Dalam
air cucian beras mengandung banyak nutrisi yang dapat digunakan untuk mendukung
perkecambahan pada biji kacang hijau tersebut, misalnya Mn, Fe dll. Sehingga
biji kacang hijau dapat tumbuh dalam wadah gelas sampel ke 2. Hal tersebut
dikarenakan dalam gelas wadah ke-2 tidak dijumpai zat-zat kimia yang dapat
mengganggu pertumbuhan perkecambahan pada biji kacang hijau tersebut, sehingga
biji kacang hijau dapat tumbuh dengan normal.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam zat yang mengandung barbagai zat kimia memiliki pengaruh yang
tidak baik bagi perkecambahan, karena zat-zat tersebut menghalangi
perkecambahan pada biji kacang hijau. Sehingga zat-zat kimia seperti yang
terkandung dalam detergent dapat merusak lingkungan sekitar. Namun, ada
beberapa jenis detergent yang dapat terurai dengan mudah dan lebih ramah
lingkungan, sehingga masyarakat lebih dianjurkan menggunakan detergent
tersebut. Misalnya detergent yang mengandung Linear Alkyl Sulfonate (LAS) dapat
terurai lebih mudah daripada detergent yang tidak mengandung LAS.
Dalam limbah cucian air beras, biji kacang hijau dapat berkecambah
dengan baik tanpa terjadi hambatan. Hal ini membuktikan bahwa dalam limbah air
cucian beras ini terdapat zat yang masih bisa dimanfaatkan dan tidak mengandung
zat kimia yang akan merusak lingkunga sekitar.
B. Saran
1.
Manfaatkan limbah rumah tangga
seperti air cucian beras untuk menyiram tanaman, karena didalamnya mengandung zat-zat
yang dapat mendukung pertumbuahan pada tanaman.
2.
Hindari pemakaian zat kimia yang
berlebihan seperti detergent dalam rumah tangga, karena pemakaian yang
berlebihan dapat merusak lingkungan.
3.
Jangan membuang limbah detergent
sembarangan seperti di sungai, hal tersebut dapat merusak ekosistem lingkungan
bahkan dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi.
4.
Masyarakat dianjurkan menggunakan
detergent yang dapat diuraikan dengan mudah, hal ini bertujuan untuk mengurangi
dampak kerusakan lingkungan.
5.
Tuhan telah menghimbau manusia untuk
selalu menjaga alam dan lingkungan hidup, agar anak cucu kita dapat ikut
menikmati keindahan bumi kita yang tercinta ini.
Daftar Pustaka
Riandari, Henny. 2011. Theory and Aplication of Biologi for Grade X of Senior High School and
Islamic Senior High School. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Erowati. 2010. Online (http://data-smaku.blogspot.com/2012/10/karya-tulis-pemanfaatan-limbah-air.html), Diakses 12
September 2014.
Parti dkk. 2011. Online (http://rayiheristyaraelf.wordpress.com/2012/12/19/laporan-percobaan-pengaruh-deterjen-terhadap-pertumbuhan-kacang-hijau/). Diakses 12
September 2014.
Sumber dari Google: (http://www.gagaspertanian.com/2011/10/kandungan-air-cucian-beras.html#axzz3GU9tuq7T).
|
Poker Rules and Baccarat Strategy | FEBCasino
BalasHapusPoker is the most common form of poker, with septcasino the 바카라 사이트 more of a player placing the first bet, the more likely to win. If you want to win big, you'll want to 메리트 카지노